Luka Yang Tak Perlu Tangis

Sekayu kemesraan tertuang
Bertahun-tahun kau ciumi kesedihan
Untuk apa aku keluarkan darah
Jika semua sudah tersedia
Kelaparan bukan luka yang harus ditangisi
Batu dan darah karang lekat di tubuhmu

Adalah teman kemesraan yang mengajak berbagi
Air telah memenuhkan perut
Yang kini mulai mendidih
Untuk memaknai sebagai tanda dalam angan

Hatiku terluka jika aku meminta
Makin tua hari ini, makin tak terbaca

Sampai kata indah meluah menjadi merindu

Yk, 27 April 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura