Filsafat Sadar

Oleh: Matroni el-Moezany


Menjadi diri sadar berarti menjadi sadar akan eksistensi dirinya, sadar akan kebebasan dirinya, dan menggunakan kebebasannya untuk menentukan pandangan dan pilihan hidup, tidak dari luar dirinya apakah itu orang lain atau komunitas lain, tetapi dari dirinya sendiri.
Menjadi manusia Sadar berarti memiliki kemampuan mempertahankan individualitas dan mengembangkannya terus-menerus, dan karena sadar ruang individualitas adalah milik yang paling berharga bagi setiap orang, maka dalam mengembangkan diri dalam dan melalui kebebasannya, dia harus menjamin dan memberikan ruang individualitas pada orang lain baik secara individual maupun kelompok.
Signifikansi manusia Sadar menurut Matroni el-Moezany bagi kehidupan manusia sekarang ini yang terpenting adalah menyadari bahwa kebebasan dan ruang individualitas merupakan “keatifan” atau hak milik orang untuk dilaksanakan bagi setiap individu manusia, kemunitas, masyarakat dan organisasi bahkan Negara tidak akan menjadi maju dan makmur jika yang menjadi pemipin belum menyadari untuk bertindak sebagaimana sadar katakan. Berbagai konflik antar manusia, antar organisasi, antar umat beragama, antar Negara dan apa pun bentuk konfliknya, dari sudut pandang signifikansi manusia Sadar Matroni el-Moezany tersebut, dasar ontologi penyebabnya adalah ketiadaan penghargaan ruang individualitas masing-masing orang atau komunitas.
Manusia sadar menurut Matroni el-Moezany adalah manusia yang dalam berpikir, bersikap, dan berbuat tidak sekedar menyalin dan mengambil begitu saja pikiran, sikap, dan perbuatan orang lain atau keumuman masyarakat. Roni mengajak semua kita bahwa sadar kehidupan ini ditopang oleh adanya kebebasan atau tidak. Alam semesta dan kehidupan di dalamnya termasuk dunia manusia ada merupakan suatu ekspresi dan aktualisasi dari kehendak bebas suatu Diri Agung. Kebebasan-Nya yang Mutlak yang menyebabkan semua yang ada ini ada, dan dalam pandangan Roni, kehendak dan kreasi-Nya tidak pernah usai.
Sadar Roni menhentakkan setiap individu manusia untuk menyadari bahwa dia memiliki suatu ruang individulitas yang mau tidak mau sudah berkerja dengan sendirinya Kesadaran inilah mendorong kita untuk selalu menjadi aktor, bukan hanya penonton, menjadi determinator, bukan deteminan atau yang menjadi kesadaran penuh yang kemudian menjadi tradisi, tidak harus di suruh oleh system dan ikatan apa pun yang ada sekitarnya. Sadar ini menjadi prinsip dasar dalam aktualisasinya dengan kebebasan orang lain dalam ranah publik. Untuk menjadi sadar orang tidak harus menyuruh orang lain, menjadi sadar adalah menjadi diri sendiri dengan selalu memberi respon atau individualitas bagi orang lain.
Signifikansi manusia sadar itu menjadi penting, karena berbagai ketegangan dan konflik antar manusia dan antar komunitas sumber asasi terjadinya sesungguhnya adalah tercerabutnya akar sadar Orang sering menyebut faktor-faktor politik, ekonomi, budaya, agama, dan seterunya sebagai akar pencetusnya. Semua ini tidak salah memang, tetapi sifatnya hanya sekedar aksedensi, sedang substansinya adalah tercerabutnya akar sadar dari manusia.
Dengan demikian, filsafat sadar sangat penting bagi manusia di era sekarang setelah dirinya sendiri digoyangkan banyak perubahan budaya dan mode, agar apa yang kita kerjakan menjadi milik kita dan jangan biarkan orang lain menjadikan kita merasa tidak memiliki anda. Aktualitas dari sadar menjadi menyadari kita dengan selalu memberi kebebasan kepada orang lain dengan berjalan di atas jembata tradisi kesadaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura