Bila Jiwa

Sekelebat bayang wajahmu
mengajak bermain
mengejutkan tidur

Tidurmu bergantung di langit malam
mata terpejam
seribu kunang-kunang mendahului
lelapmu

Kekasihku, sudah cukup kita bersama
dalam malam berdamping sentuh

Bayangmu seakan mengajaku bicara
Lalu kusapa
“Adakah kerinduanmu padaku di sana”
aku berharap engkau menjadi lega
memejamkan mata
bermimpi bermain dengan hati

Bila kita menyapa lewat mimpi
kau kulukis dengan cinta
dan kubaca kedalaman ait mata
untuk memaknai kanvas bisu yang telah
kulukis sejak dulu

Harapan dan impian telah kita ikat di hati
menyala hingga menjadi bara
betapa sederhananya Tuhan mempertemukan kita
yang kian lama terpisah oleh waktu

Yogyakarta, 2006

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura