Selintas Kata Perempuan Senja

Kita mengabdi keabadian
Berjalan berdua, walau hujan membasahi tubuhku
Karena payung tak cukup berdua

Kini, pagi dan sore
Kau hiasi darah dengan keringatmu
Agar detik nanti setajam keinginan kita
Sesabar pohon yang kerap kita basahi
Dengan kata “sabar” dan putih di sayap hujan

Malam itu, kita benar berjalan
Seperti jalan awan di atas batu
Kita tak mungkin di raba kunang-kunang
Karena keringat kita tak wangi seperti bambu
Bambu yang menggali dengan akarnya sendiri

Kini, sepasang kita seperti sebesar semesta
Putih yang kita yakini
Sebagai salju
Mencari bintang dan tidur kita

Pengok, 20 April 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura