Surau Di Pelupuk Pipi
kujilati air mata pada malam bertangisan
pada resah kegilaan waktu
aku sendiri merelakan sejarah mengajakku
berlari dalam kebelajaran diri sendiri
walau cakrawala malam
berkilatan sinar lampu dalam kamar
mata-mata beku karena semalam air menghujani
surau-surau di pelupuk pipi
pagi terulang kembali surau itu penuh
padahal kebermalaman kusuguhi berbagai kelembutan
termasuk kata yang merasai manisnya gula dalam bibirmu
Tuhan pun ikut bersama memikul resah
hingga kemewaktuan terulang kembali
pada detik senja keabadian
Jogja, 06 Februari 2009
Komentar