Pendaki Ranjang Sampah

aku orang lapar yang kenyang menemaniku
lewat desau luluh malam itu

lapar…..!
karena aku pendaki ranjang sampah
sendiri bulan hujan di perataran malam
risik perut menampi jagung di akasia yang patah

lengkingan seruling dalam perut
menyibak aliran darah melupakan malam yang larut

sejentik kelaparan menyicip lubang-lubang lancip di dadaku
meluap saraf perut menari oleh pekaian yang usang
patah tulang
patah waktu
ku belajar bersamamu lewat lintasan-lintasan makna

malam basah kujentali berat di wajahmu
begitu berat jentilan lapar menimpaku
laksana langit tak berbintang

aku tak paham malam yang begitu indah sunyi dari tembang
sunyi dari debu

malam dengan lilit mulut bergumam
angin memisau langit gemetar
sentuhan lapar mengeriap harum makanan di cendana api
jagung tanpa mengeluh menengadah
yang jauh dalam kejauhan

di sini rambut kering mengundang secercah buah
yang sekedar jerih untuk kau tahu

hanya itu, ya! hanya itu saja kupinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Tari India Yang Sarat Spiritualitas