Bertanyalah

ketika aku bingung kemana harus mencari

ketika angin ini bercampur awan aku masih bingung

aku memang bingung pada kata-kataku sendiri

ketika di tengah ketiadaan kau mencari lawan kepalamu

yang selalu menjadi impian dalam jeda waktu

tapi, sampai sekarang bingung

engkau begitu membingungkan waktu dan kata-kata

entah kenapa

apa karena engkau mengaku dirimu cantik

atau karena engkau bisa mengusai semesta jiwamu

sehingga waktu terus melaporkan kalau kau membingungkan

pada saatnya kata menjadi sangat lembut

berjalan bersama, duduk bersama, senyum bersama, tapi

ketika aku bilang “aku ada di selatan bersama gelombang”

engkau tetap mencari penggalan-penggalan kepalamu

ketika senyum kelembutan ada

seakan harapan membuat jembatan menuju cahaya

mengalir seiring hembusan senyummu

di sini aku masih bingung

engkau bilang jeda pencarian sudah selesai

engkau selalu bilang seperti itu

selalu, selalu dan selalu

sehingga kebingunganku menjadi prahara ketidakpastian

dalam perjalanan ini,

aku sedikit cerah karena ada bunga yang menjadi tempat berbagi

berbagi dalam mencari lubang

lubang untuk masa depan dan lubang sebagai carahan kata belaka

haruskah aku bertahan di atas cadas yang tersembunyi di balik

kelembutan senyummu, ini tidak akan

akankah kehidupanku ini hanya diberuntukkan pada kebingungan

tidak! aku harus menguburkan bersama akar bangunan kuburan

karena kalau tidak dia akan selalu membuat aku bingung

walau aku suka kebingungan

karena dia bisa membuat aku mengerti siapa aku sebenarnya

siapa kata-kata itu dan untuk siapa kata-kata itu

barulah aku sadar dan bangun dari ketidaktiduran mata ini

sekarang aku hanya meratapi dan menatapi semua

walau ada kata mengajakku dalam keheningan

aku tak mau. aku pilih kesendirian dalam sepi

ya, kemungkinan itu yang baik dalam kita

haruskah aku cari kata-kata baru,

untuk tidak bertanya,

tapi bagaimana itu memang tugasku selama aku masih bernyawa

ternya hanya kata-kata yang bisa membatuku

membantu kita

membantu semuan kebingungan

membantu, membantu dan membatu

hanya kata dan kata-kata, ya hanya kata

Pengok, 08, Februari 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Tari India Yang Sarat Spiritualitas