Seperti Desau Sungai Bai

seperti desau sungai bai
kau melupakan belati malam
yang membuat kata hijau
menjadi malam

kuberharap zaman ini
orang-orang miskin terbang
dengan kain-kain dan air mata
yang terterah dalam peradaban

malam ini
kuharap semata pasir
melumpuhkan kelaparanku
agar kulihat mengalir
darahku yang kedua

akankah negeri ini kubungkus dengan beras

tuan Indonesia mengeluarkan undang-undang
dari keringat rakyat, jiwa liat
dan lumpur kata sebuah negeri

kunyanyikan bahasa belati
sebagai tanda lahirku untuk menguras kematian ini
kubaca kitab vagina
di antara tradisi-tradisiku

rakyat di terdampar
rakyat di perkosa

Rumah Tanya, Jogja, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura