Kubawakan Mawar Pagi Untukmu

aku tak ingin lintas di depan wanita cela
lantaran dia tak kuat
menahan ketertekanan waktu

coba, hanya untuk mengisi
ladang nyeri dalam dirinya
waktu habis tergerus
waktu lain

waktu yang bisa membuat jiwa damai
merebus sarimi dalam hati

Jogja, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura