Sosok Ibu Dalam Puisinya D. Zawawi Imron

Oleh: Matroni el-Moezany*

Ibu,kalau aku merantau lalu datang musim kemarausumur-sumur kering, daunan pun gugurbersama rerantinghanya mata air, air mata ibu yang tetap lancar mengalir

Ibu dalam hal ini menjadi sangat terhormat dan memang patut kita banggakan untuk diperjuangkan. Di hari ini merupakan moment yang sangat penting untuk kita rayakan. Satu hal yang tidak kita lupakan adalah sosok yang sanga mulia. Sebab kita tanpa adanya ibu atau tampa ada ikatan emosional kita akan sia-sia. Jadi tidak heran kalau Zawawi penyair Madura ini mengingatkan kepada kita semua untuk tetap di ingat baik dalam realitas maupun dalam jiwa.
Refleksi itu sangat penting bagi ketentraman jiwa. Sebab puisi Ibu yang di tulis oleh Zawawi merupakan hasil refleksi bagaimana sosok ibu tidak hanya sebatas melayani kepuasan laki-laki, artinya Zawawi di sini ingin memperjuangkan hak-hak perempuan sebagai dasar awal pembentukan dasar jiwa kita.
Sungguh sosok ibu menjadi di atas laki-laki ketika kita melihat perjuangan para ibu dalam mendidik anaknya, mulai dari mengandung, melahirkan, dan menyusui, mencuci pakaian, sungguh sangat banyak jasa ibu kepada kita sampai dari saking terhormatnya “air mata ibu tetap lancar mengalir” ini membuktikan kalau ibu ikhlas melakukan itu semua. Sementara kita di suruh ibu kadang menolak. Sangat memperahatinkan kita saat ini, ketika sosok ibu tidak lagi menjadi nomer satu di dunia ini.
Seoarang ibu tidak pernah meminta belas kasihan dari anak, ibu benar-benar tulus dan polos seoarang ibu menjalankan, walau anak menangis ibu tetap sabar untuk memperhentikan tangisan indah di malam-malam. Malam dimana enak-enak istirahat sosok tetap bangun ketika tangis terdengar mengisi malam. Sungguh sangat indah perjuangan ibu, tapi ketika indah menjadi salah satu bentuk pengabdian kepada ibu mungkin tidak ada masalah, tapi apakah perjuangan tidak ada waktu yang sangat melelahkan jiwa raga seorang pejuang?
Lagian air mata ibu tak akan pernah habis hanya karena engkau membangkang ibu, tapi akankah engkau tega membiarkan airmata ibu selalu mengalir hanya gara-gara kamu? Sungguh di sayangkan.
Dengan melihat itu semua sosok ibu menjadi sangat penting untuk di ingat kembali artinya refleksi dalam hal ini sangat penting. Refleksi di sini merupakan sistematisasi perjalanan kita dari waktu pagi. Lebih baik menangis dengan adanya refleksi mengingat perjuangan ibu, daripada menangis gara-gara di tinggal pacar yang kita sayangi. Selama ini yang terjadi tangis itu terjadi ketika di tinggal pacar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani