Semesta Tak Bertepi

Sajak: Matroni el-Moezany*

Semesta Tak Bertepi

ini baru langkah awal
dalam perjalanan jauh itu, ada
karena yang selalu kutunggu
meninggalkan waktu
dalam diriku

semanis aku menunggu
adalah semanis kata-kata puisi
yang di saat itu bisa mengenyangkan rasa

aku pun demikian
merasakan manisnya semesta itu
merasakan nikmatnya bercumbu
hingga rasa seakan tiada
untuk ditelah pelan-pelan

demikian semesta tak bertepi itu
berjalan dalam jiwa
Jogja, 2008

Aku Berharap Hari-Hari Bersimbah Rasa

selama ini waktu
gersang dari rasa

puisi gersang dari rasa
kata-katanya sudah jauh dari kerinduan

cerpen juga gersang dari rasa
sejarahnya hilang dalam lihatan

entah ini karena
waktu sudah tak mengijinkan
untuk terus berpuisi, menyejarah
aku juga tak mengerti semua ini

awalnya itu semua lembut, sejuk
penuh bunga, dan lembutan lain, tapi
kenapa kelembutan hanya sia-sia
seperti indonesia

aku hanya bisa bertanya
tak sanggup lagi
untuk mengeluh pada semesta
karena sudah lama ini semua
kusimpan rapat-rapat dalam diri
dan diriku sendiri
Jogja, 2008

Di Pohon Ini

di pohon ini
kutemukan tiga cabang
dan aku merengkuh
dalam banyak cara
kata
rasa
kosong
hingga lahir
dalam dirinya
aku yang merenung

Jogja, 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani