Mengajakmu

mengajakmu mengaji, sampah
antara titik bebatuan
di mana terik mengelus matahari
di raung ruang berpeluh

serumpun kata
aku sedang mengurai
kebodohanmu
majalah kecil kau baca serius
ayat dan kata
kemiskinan mungkin kejujuranku
tapi kaya Cuma maumu

berjalan dalam jembatan
tersinggah kau bangun
di antara kerikil jalanan
engkau datang berjilbab keabadian
dan berkata:
agar engkau tak bisa tidur lelap
agar tidurmu makin pulas
di bibir ranjang ketulusan
14120708

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani