Cuma Darah Bukan Kata

Sajak-Sajak: Matroni el-Moezany*

Cuma Darah Bukan Kata

cuma darah
yang bisa merindukan aku
bukanlah kata-kata
karena kata-kata bisa menjadi penjara
yang ada dalam ruang kosong, tapi
darah adalah aku

Jogja, 08

Tetap Dalam Air Mata

menangis adalah air mata
yang bisa mensucikan rahasia jiwa
jadi manangislah untuk orang, bangsa
walau kau masih anak-anak
tapi, kau masih merasakan
betapa pedih jiwa bangsa

Jogja, 2008

Tuhan Sedang Egois

seperti sudah lama tuhan
mengurungku dalam lubang hantu

sekarang yang kubutuhkan bukan bunyi kata
tapi, di balik kata
yang berbunyi tak berkesudahan
bercerita di ruang semu
berkata di semesta waktu

tak sepantasnya kau bilang itu
bilang untuk kita
bila sebatas hanya yang kau berikan
padaku

Rumahtanya, Oktober, 2008

Bangsa Kita seperti Tuhan

sudah berlama-lama
kita berada dalam kebohongan

berada dalam lubang tikus
yang saling merebut makanan

hingga
aku datang entah dari mana,
aku ini entah siapa,
aku pergi entah ke mana,
aku akan mati entah kapan,
aku heran bahwa aku bermakna

oh….
mereka tak perduli
pada segalanya
tak perduli

Rumahtanya, Oktober, 2008

Ruas Tak Beratap

setelah sekian malam kulalui
dalam ruas-ruas yang tak beratap
dimana kutemukan ruang itu

kusendiri ketika malam
tak kuasa menemaniku

rumah itu akhirnya turun
menjadi embun
menjadi bahan dalam timbangan maling

aku pun menjauh
untuk mendapat tempat baru
di atas bunga sesren

akhirnya sendiri
menjadi lahan
di persipangan malam

Rumahtanya, 2008


No Kontak; 081703775741

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani