Tak

Di Antara Dua Musim II

aku terkubur dikedalaman matamu
menyakasikan hianat
yang kau katakan pada bunga di sana
sementara kau tak melihat
aku berdiri di tepi sana
mamandangi percakapanmu
dengan matahari lain

aku memang tak bisa
membujuk langkahmu
yang selalu di banjiri
kebimbangan rasa dan kata

karena di haluan yang lain
aku tiada
untuk masa waktu lalu
sepertinya awan tebal masih menyelimuti perjalananmu
untuk mengarungi malammalam

Yogyakarta, 2008

Seperti Perjalanan

seperti perjalanan
aku berlari mencari luka
luka yang dulu mengajari
untuk mengairi airmata di depan bibir

kini sudah mulai redah
entah karena puisi
atau kerena luka sendiri

aku yang meluka
dari perkataan semesta
adalah sesemu pilu di dada
hingga keteruraian menjadi rasa
yang melekat di tepi sana

Yogyakarta, 2008

Tak

Tak ada
Tak luka
Tak resah
Tak berwaktu
Tak selesai
Tak merdeka
Tak berkata
Tak......?
Tak.......................tak..................tak
Tak semua ada, itu ada
Tak semua luka, itu luka
Tak semua resah, itu resah
Tak semua berwaktu, itu waktu
Tak semua selesai, itu selesai
Tak semua merdeka, itu merdeka
Tak semua berkata, itu kata
Tak.......................tak.....................tak

Entah?......entah................entah?

Yogyakarta, 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Pentingnya Etika Memilih Guru dalam Keilmuan