Kompor Dapur

Sebuah Nama

dulu aku kenal hanya haruf
untukmu
dalam malam diri yang tiada basa dan kering suara

sebening bintang
semesta rasa pada sisa asa yang aku miliki
tiada sudah
hilang entah kemana
aku simpan nama itu
dalam lubang kata-kata
untuk kujadikan puisi pada kekasihku

karena sebuah nama
tiada sama dengan aku
begitu pun aku dengan nama itu
karena aku tidak sama dengan siapa-siapa
kecuali dalam kata rasa

Yogyakarta, 2008

Kompor Dapur

sebenarnya sebelum dua hari
kau telah berkata padaku
untuk memperbaiki kompor
takut meledak, katanya

dalam mata-mata bisu
kau sandarkan padaku
karena kau tak sanggup mematikan
nyala apinya

sekarang semesta tidak mau lagi
untuk menepis kompor dapur
karena kita lebih mementingkan diri
daripada keluasan semesta kata

mungkinkah ini semua akan ada?
untuk aku dan adik-adikku?

Yogyakarta, 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Tari India Yang Sarat Spiritualitas