Hari Ini

Sajak-sajak: Matroni el-Moezany*

Hari Ini

Hari ini
tetap kunanti
tawa sepanjang jejak
di hari yang selalu puisi, tapi
aku tak percaya
kau seorang penyair
yang mengisi ladang kata-kata

Di laut
kusimpan puisi
sebagai kapal jelajah
cakrawala kesunyian

Ketika lama kupendam
dikedalaman matamu
kutarik pelanpelan
pada relung samudera

Ada suara lain
bergemuruh
selain ombak
suara
irama dan
aku yang berdiam dalam laut

Yogyakarta, 2008

Depok, yang Pertama

Satu malam satu wanita
melintasi tepi mataku
laut tak berombak dan
bintang berkabut
kuintip jam dua malam
katanya, menyapa,

Subuh satu wanita
melintas irama sepi
inilah pertama untuk depok
untuk laut yang hampa ombak
inilah wanitawanita yang aku jumpai

Pagi seramai bintang
membiarkan kaki basah
untuk depok

Untuk awal sejarah
kini, lalu, nanti dan akan
adalah wanita
untuk semua persembahan, maka
jadilah depok yang akan lahir
dari wanita

Kau jadi wanita yang terpecah?

Depok, Paris, Yogyakarta, 2008

Monolog Bunga

Kudengar dari ibu
Aku diberi bunga
Bunga apa itu ibu?
Bunga yang membuat kita sejuk,
Damai, dan bahagia
Inilah seharusnya harihari kita

Yogyakarta, 2008

Bersama Cermin

Sepenggal jejak malam
Sejenak langkah
Bersama cermin
Yang jernih
Melawan cakrawala
Di angin cinta

Bagaimana?

Yogyakarta, 2008

Puisi Kehidupan I

Penyebab segala kata
dan semua rasa
tak lain hanya aku

Bukan kau yang menjadi rasa
juga bukan aku yang menjadi cahaya

Aku bukan sesuatu
yang memiliki cahaya
aku adalah kata-kata

Kau anggap
aku memiliki segalanya
dalam menemukan makna

Bagaimana dengan engkau?
dalam nafas yang sama
hati yang sama, bahwa
cahaya sekedar rasa
akankah akan hilang
cahaya dengan rasa
kau dengan aku???

Yogyakarta, 2008

Puisi Kehidupan II

Puisi kehidupan
Bagaimana
nanti, akan, kini, dan lalu,
aku, kami, engkau, kita, dan saudara

Yogyakarta, 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura