Seusai Rasa

Sajak-sajak: Matroni el-Moezany*

Seusai rasa
terdengar irama lembut
di cakrawala buta tersesat
dalam gua rana yang jauh
hingga berakhir dengan ketiadaan

Yogykarta, 2008

Yang Tak Kumengerti

Yang tak kumengerti seusai kata
mengerogoti rasa yang telah lama ada
hingga terbawa dalam api yang menjadi gelap
Kau sirami kobarannya
agar bara tak lagi menjalar
dalam kegelapan yang jauh
walau ia bersemayam dalam diri
kau tak bisa lari dan menjauah
karena ia juga kita
Ku ajarkan bagaimana menyirami
sesubur pupuk yang kau taburkan?
tidak sama dengan kata di bak mandi
membasahi jiwa
Semerbak di balik tingkahmu
kau alirkan pada ruang dalam diri
hingga menjadi basah dengan rasa

Yogyakarta, 2008

Tenggelam Dalam Kekosongan

Tentunya sunyi yang bisa memberi
rasa hingga tenggelam dalam kekosongan
terbuai di tepi sungai
tertusuk di samudera malam
terdiam menantinya
diujung rambut terurai
dititik temu keabadian
diresah rasa kesunyian
Tak baik kuraba jalan itu
mengusung waktu baru
mengusung rasa haru
mengusung cinta baru
sepertinya tidak ada lain selain bibirmu
terlihat di cengkok kata berirama
aku tetap terdiam dalam suara
menunggu bara-bara yang akan datang
untuk meracuni jalan dan rasa

Yogyakarta, 2008

Sesudah Kesunyian

Sesudah kesunyian
Terlihat ketidakmampuan
Untuk berdiri di tepi sana

Yogyakarta, 2008

Sesudah Ayat-Ayat Cinta

Sesudah ayat-ayat cinta
Terdekap rasa lahir kata
Entah rusah tak merasa
Hingga bara pun tiada

Yogyakarta, 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani