rangkaian makna, termakna
Sajak-sajak:
Matrony el-Moezany*
rangkaian makna, termakna
adaku melengkung
pada tiap bunga yang meratap
di rangkai pagi, bermakna
Sejauh cucur mengalir
bagai embun di gilir
bagai rahmat di jiwa
dengan santun kicau
di dahan serumpun
temaran matahari
kau semai desir, buat asik angin
agar kais kau selesaikan
Terik siang
peluh terukir
kaki berdebu
pada kian batas waktu lalu
yogyakarta, 07
mahkota, tertinggal
rambut alam di tanah tegal
tertumpah ruah
membasahi mahkota yang tertinggal
Kusapu sampah bayu
pada masa kelabu
pada angan-angan layu
agar terjemput pelangi bisu
Rangkaian hidup
pada pahit
pada tangan-tangan surya
tersemai pelu para bara
Ladang yang aku tempati
yang aku maknai
yang aku sirami
yang aku bungkusi
terimah kasih pada tuhan
dalam nuansa kebisingan
yogyakarta, 2007
terbakar malam
terlantunkan semerbak kesejukan
untuk melayari kapal-kapal
di sana, yang kecil-kecil
yogyakarta, 2007
kutungu suaramu, malam
kutuhitung sehelai tangis
di mawar terbajui iris
dari kupu-kupu berkepak laris
Sehelai terselesaikan
tertuang dalam wadak malam
seakan tangis, karena bermakna
masih berlayar pada luasan salam
yogyakarta, 2007
kasihmu, malam
aku naik kapal kecil, di sana,
ada ikan-ikan
ada piring cinta
ada apa atau yang lain
yogyakarta, 2007
langit terpecah, malam
tiang-tiang berlayu
menusuk bumi sayu
Sayap langit tak lagi ada
karena kaki dan apimu
telah lenyap oleh ridha
yogyakarta, 2007
dalam diri, sungai
aku mandi
bersama rasa, cahaya juga cinta
karena kosong dan kotor
dan hujan selalu datang
di telan tanah pasang
air jernih
bagai kehidupan yang berliputan
sungai yang mengalir
membasahi dirimu
yogyakarta, 2007
Matrony el-Moezany*
rangkaian makna, termakna
adaku melengkung
pada tiap bunga yang meratap
di rangkai pagi, bermakna
Sejauh cucur mengalir
bagai embun di gilir
bagai rahmat di jiwa
dengan santun kicau
di dahan serumpun
temaran matahari
kau semai desir, buat asik angin
agar kais kau selesaikan
Terik siang
peluh terukir
kaki berdebu
pada kian batas waktu lalu
yogyakarta, 07
mahkota, tertinggal
rambut alam di tanah tegal
tertumpah ruah
membasahi mahkota yang tertinggal
Kusapu sampah bayu
pada masa kelabu
pada angan-angan layu
agar terjemput pelangi bisu
Rangkaian hidup
pada pahit
pada tangan-tangan surya
tersemai pelu para bara
Ladang yang aku tempati
yang aku maknai
yang aku sirami
yang aku bungkusi
terimah kasih pada tuhan
dalam nuansa kebisingan
yogyakarta, 2007
terbakar malam
terlantunkan semerbak kesejukan
untuk melayari kapal-kapal
di sana, yang kecil-kecil
yogyakarta, 2007
kutungu suaramu, malam
kutuhitung sehelai tangis
di mawar terbajui iris
dari kupu-kupu berkepak laris
Sehelai terselesaikan
tertuang dalam wadak malam
seakan tangis, karena bermakna
masih berlayar pada luasan salam
yogyakarta, 2007
kasihmu, malam
aku naik kapal kecil, di sana,
ada ikan-ikan
ada piring cinta
ada apa atau yang lain
yogyakarta, 2007
langit terpecah, malam
tiang-tiang berlayu
menusuk bumi sayu
Sayap langit tak lagi ada
karena kaki dan apimu
telah lenyap oleh ridha
yogyakarta, 2007
dalam diri, sungai
aku mandi
bersama rasa, cahaya juga cinta
karena kosong dan kotor
dan hujan selalu datang
di telan tanah pasang
air jernih
bagai kehidupan yang berliputan
sungai yang mengalir
membasahi dirimu
yogyakarta, 2007
Komentar