Memuisikan Madura di Tengah Gejolak Agraria
Oleh: Matroni Musèrang* Bermula dari Jakarta pesan via WatsApp dari teman sekaligus guru saya untuk bincang-bincang sastra tentang antologi puisi pribadinya Tanah Air Puisi, Air Tanah Puisi (2016). Saya pun mengiyakan, di samping Gapura masih haus akan pengetahuan sastra, juga beliau sosok yang kurindukan, sebab selama 10 tahun saya di Yogyakarta rumah beliau merupakan tempat saya belajar, berkumpul dengan penyair-penyair Yogyakarta, termasuk tidur dan makan di rumah beliau. Beliau sebelum pindah ke Jakarta, rumah yang berdempetan dengan cerpenis Indonesia Joni Ariadinata di pinggir kali Bedok tempat saya kenal dengan Satmoko Budhi Sentosa, Iqbal Saputra, Sule Subaweh, Anes Prabu, Dian Hartati, Komang Pak Darus. Di tepian kali itulah awal mula berumah di Yogjakarta. Kenangan-kenangan itu lahir kembali, untuk itulah agenda Tanah Air Puisi, Air Tanah Puisi karya Mahwi Air Tawar akhirnya harus dipadukan antara Air, Tanah dan Puisi yang bertempat di aula Majelis Wakil Cabang (MW...