Teks yang Dilupa
Sejarah adalah waktu. Waktu adalah perjalanan eksistensial seseorang. Waktu adalah aku yang harus terus berjalan memenuhi diriku yang kurang. Kurang dari cahaya. Kurang dari ilmu. Aku banyak belajar dari waktu, karena keseharian merupakan proses untuk mematangkan diri. Walau pun takut gara-gara kenal dengan wanita. Tidak percaya terhadap wanita. Itu hanya sebagian dari waktu yang harus aku renungkan sebagai ladang sunyi dan sebuah perjalanan. Jadi sekarang, harus benar-benar cerdas membaca semesta, karena kecerdasan merupakan ladang yang indah melihat realitas yang sebenarnya. Padahal perjalanan tak semudah yang terbayang mata. Waktu harus aku rengkuh sebagai saku perjalanan untuk terbang ke cakrawala melihat semua dan membaca yang akhirnya aku-lah pemenang dari segalanya. Walau pun ini sangat sulit, tapi setidaknya ada usaha merombak dan membaca tanda-tanda semesta. Dengan membaca semesta atau membaca ‘diri’ lah orang akan paham semuanya. Membaca adalah senjata paling amp...