Mencari Titik Cahaya
Malam Minggu, tanggal 28 Mei 2011, kamar sebelah ramai dan ribut dengan game. Niji menyendiri di kamarnya membaca novel Gunung ke Lima Paulo. Dua hari berikutnya Niji berfikir tentang keadilan Allah. Apakah Allah benar-benar adil dalam menangani alam semesta? Niji berfikir bahwa dirinya selalu gelisah tentang dirinya yang hidup tak menentu. Sebagai penyair dunia, Niji masih hidup biasa, berteman dan berguru pada siapa pun termasuk pada alam semesta. Niji yakin alam semesta lebih pintar dari Prof. Dr. guru besar, guru, dan dosen. Waktu hari Senin yang seharusnya Niji puasa, dia tidak puasa. Alasanya “Aku masih murka pada Allah” “Mengapa” tanya perempuanku “Entahlah kadang Allah harus aku murkai, agar Allah paham bahwa aku benar-benar berharap pertolongan-Nya” “Pertolongan apa” “Semua apa yang kujalani dan apa yang kuharapkan dari kehidupan ini” “Apa itu” tanya perempuanku serius “Aku ingin hidup cukup, aku ingin ada, pingin itu ada, aku ingin hidupku layak” “Ap...