Mengapa Kau Iri Padaku


Sajak-Sajak: Matroni el-Moezany*


Mengapa Kau Iri Padaku

Akar yang punya jalan sendiri
Jalan yang terbentang
Jalan kebebasan untuk diri

Barangkali aku tak peduli
Karena aku hidup untuk diriku
Bukan apa-apa dan siapa-siapa

Begitulah aku sekarang
Menikmati diri bersama diri-diri yang lain
Bersendiri

Yogyakarta, 15 Februari, 2010


Ketidakjujuran

Belum sampaikah engkau pada waktu
Melihat sadarmu
Yang bersembunyi dibalik bening jiwamu
Hingga segala keterlihatan menjadi suram
Keburaman yang seringkali
Membiarkan kabut mendekat

Jagalah matahari
Agar terus terbit
Memberikan kehangatan

Hidup ini, akan terus seperti air
Jika mengalir menghilangkan haus
Menebarkan aroma kebahagiaan
Mengajak kita
Bermain di terangnya matahari dan bulan


Yogyakarta, 15 Februari 2010


Keberlanjutan

Selalu ada yang tersisa
Dari kata, gerak yang berdiam dalam diri
Lewat sajakku

Keberlanjutan

Keberlanjutan diri bersama puisi
Menjelajahi semesta dan cela-cela cakrawala

Perpus UIN, 16 Februari 2010


Gubuk Damai

Bagi yang berkabut
Menutupi relung-relung jiwa
O, hidup hari ini, aku damai bersama diri
Tempat mempertanyakan diri
Walau angin membawa sayap patah
Segala bunyi malam memecah keangkuhan
Manusia
Mencari kejernihan semesta
Untuk menemui hidup
Selalu ada yang baru

Jogja, 16 Februari 2010


Pena Seorang Penyair

Penaku bermain di atas akal eksitensiku
Sebuah ruang memaknai adanya
Banyak dunia yang tercipta
Huruf ba’ yang menjelma di atas ubun-ubun
Sebelum adaku larut bersama rohku


Yogyakarta, 16 Februari 2010



*Penyair keliharan Sumenep, Madura, bergiat di komunitas Kutub Yogyakarta.  Aktif menulis di media massa baik lokal maupun nasional. Tulisannya terkumpul antara lain Bukan Perempuan (Antologi Cerpen, Obsesi Press, 2010), Randesvous, di Tepi Serayu, (Antologi Cerpen,  Obsesi Press, 2009). Puisi Menolak Lupa (Obsesi Press, 2010) 

HP; 085233199668

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani