Sajak-Sajak: Matroni el-Moezany


Sajak-Sajak: Matroni el-Moezany*
Ilustrasi desa Banjar Barat



Banjar Barat Hari Ini

Wajahmu kini semakin suram
Oleh terjangan anak-anak hedonisme
Dulu, engkau sungguh ranum
Masjid ramai, dan langgar ramai anak-anak mengaji

Sekarang dimana kalian?

Kesepian malam menjadi kesepian bulan

Banjar Barat, 7 Juni 2010


Kalangka

Sungaimu jernih,
Sawahmu subur
Jembatanmu kokoh
Karena orang-orang masih ingin engkau tetap ada

Banjar Barat, 8 Juni 2010


Sungai Bai

Sungaimu bening
Rerimbun tepianmu
Membuat aku senang mandi dan nyuci

Ikan-ikan manja masih seperti dulu
Saat aku mancing
Mengitari
Menyanyi dan berharap ikan datang menyambut


Banjar Barat, 9 Juni 2010
Dulu, Banjar Barat

Sawah kaddu’
Sungai len-bulanan
Sungai sokun
Sungai asta
Sungai sumber
Sungai bai
Sungai dukoh
Dam
Menjadi saksi desa ini menjadi damai
Tanpa api, barah dan darah
Walau kini masih seperti itu, tapi
Rumahmu terjangkit penyakit uang
Dan kemiskinan cakrawala

Banjar Barat, 10 Juni 2010


Anak-Anak Banjar Barat

Tak ada tangan yang mampu memegang ujung waktu
Siapa yang tahu tepi angin
Hingga tubuhmu makin hari mudah kotor
Pintu, jendela, dan diri terbuka lebar
Menyambut pesta budaya baru

Engkau tak sadar
Rumahmu kusam
Tubuhmu letih
Jiwamu kotor

Sungguh tak mampu aku tahan
Kata-kata tak pengaruh
Ayat-ayat tak mampu menyuburkan
Semerbak harum tubuhmu

Kini engkau semaumu

Banjar Barat, 11 Juni 2010

*Penyair yang lahir di Desa Banjar Barat, Gapura, Sumenep, Madura. Kini tinggal dan menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta, aktif menulis di media massa baik lokal maupun nasional. Buku antologi bersamanya “Rendezvous di Serayu” Antologi Cerpen (Obsesi Press, 2009). “Bukan Perempuan” Antolgi Cerpen (Obsesi Press 2010). “Puisi Menolak Lupa” Antologi Puisi (Obsesi Press 2010).

HP: 081703775741

Kini, tinggal di Gg Parahyangan Pengok PKJA Blok K GK 1/748 Demangan Gondokusuman Yogyakarta, 55221

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani