Setelah Niji sampai ke tempat tujuan Djogja, Niji merasa Djogja adalah kota besar. Itulah yang terbayang di benak Niji, bingung, karena tidak ada orang yang dapat kuajak untuk beribicara. Pagi itu, ada seorang perempuan di pinggir jalan, kebetulan Niji sedang dalam keadaan asing di mata perempuan itu. “Mbak” panggilku agak gerogi “Ya, ada apa” jawab perempauan itu “Menunggu siapa?” Tanya Niji “Enggak nunggu siap-siapa” “Terus di sini ngapain” “Mbak dari mana” tanyaku lagi “Aku dari Jawa Timur” “Jawa Timurnya mana” “Ngawi” “Namaku Dewi” “Sambil sallim namaku Niji” Matahari mulai agak siang aku dan Dewi hanya berdiam diri di trotoar jalan, hanya untuk menunggu jam belajar kebetulan aku dan Dewi sama-sama kuliah. Dewi, kosnya dimana? Tanyaku pelan, aku di Sleman. Dekat UGM. Sudah ya, Dewi aku balik dulu. Pagi berikutnya aku ketemu teman lamaku sejak dirumah, namanya Niji, pagi memang yang selalu kutunggu di balik malam, kurasa telah lewat dalam mala...