Aku Bersembunyi Di Balik Permainan Undang-Undang
aku bersembunyi di balik permainan undang-undang
sekarang, kamu, hukum, dan keadilan
di haruskan bisu, tapi
bagiku suatu keputusan yang menyesakkan
di linangi sedih beku
karena cita-cita negeri cemar dan tumbang
dengan tangis banjir dan do’a darah
awan-awan hari mimpi malam
tapi itu sia-sia
karena langkahku di telan bayang-bayang
awan kegumpalan itu tumpas
lalu, terkubur si miskin
dengan kepalsuan-kepalsuan
jangan sentuh indonesia
perang bersama putri kepalsuan
pelan-pelan melangkah
ternyata, ular yang mengarungi semesta
hai mall
jangan iringi
kumpulan kata dan rasa dengan pidatu
sadarlah kapal-kapal bocor
di tepi-tepi daunmu
teman-temanmu ketakutan
dan tertunduk rapi, menerangi gelap mata
kami sudah bersih dari jaring laba-laba
kita, mereka tarik-menarik duduk dalam palsumu
mengempeskan perut
dalam lipatan angka, dia bukan sampah
sudah saatnya kita perangi
kaum pemalsu itu
tembaklah negeri dari pilar-pilar raksasa
kami bahagia
memanggil para diperbudak
dalam memangkas, menebang dan memelihara
kami bersama kata-kata cahaya
kutelan pemalsu malam
dengan tambahan ba’
dengan semboyan ba’
kami terus berangkat mencari
Jogja, 2009
sekarang, kamu, hukum, dan keadilan
di haruskan bisu, tapi
bagiku suatu keputusan yang menyesakkan
di linangi sedih beku
karena cita-cita negeri cemar dan tumbang
dengan tangis banjir dan do’a darah
awan-awan hari mimpi malam
tapi itu sia-sia
karena langkahku di telan bayang-bayang
awan kegumpalan itu tumpas
lalu, terkubur si miskin
dengan kepalsuan-kepalsuan
jangan sentuh indonesia
perang bersama putri kepalsuan
pelan-pelan melangkah
ternyata, ular yang mengarungi semesta
hai mall
jangan iringi
kumpulan kata dan rasa dengan pidatu
sadarlah kapal-kapal bocor
di tepi-tepi daunmu
teman-temanmu ketakutan
dan tertunduk rapi, menerangi gelap mata
kami sudah bersih dari jaring laba-laba
kita, mereka tarik-menarik duduk dalam palsumu
mengempeskan perut
dalam lipatan angka, dia bukan sampah
sudah saatnya kita perangi
kaum pemalsu itu
tembaklah negeri dari pilar-pilar raksasa
kami bahagia
memanggil para diperbudak
dalam memangkas, menebang dan memelihara
kami bersama kata-kata cahaya
kutelan pemalsu malam
dengan tambahan ba’
dengan semboyan ba’
kami terus berangkat mencari
Jogja, 2009
Komentar