Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

Sastrawan Sebenarnya dan Sastrawan Bukan Sebenarnya

Oleh: Matroni Muserang* Dalam dunia sastra, dua hal berlangsung yang nyaris bersamaan di Indonesia akhir-akhir ini: datangnya kebebasan menulis sastra (puisi) dan berlangsungnya revolusi kesusastraan. Pada saat yang bersamaan ada hal yang harus diteliti dan cukup menggelitik pikiran saya, kehadiran puisi dan munculnya penulis baru lewat media sosial yang ramai dilakukan dalam menulis sastra terutama puisi untuk menunjukkan bahwa “akulah penyair”. Mengapa? Karena sastra memiliki informasi yang tidak pernah satu arah. Sastra senantiasa multiarah dan selalu ingin berinteraksi. Dengan demikian, akan menjadi kuat roh atau makna sebagai penyampai pesan apa pun termasuk pesan moral, etika, estetika, budaya, agama, nilai dan filosofinya sehingga apa pun sistem kepenulisan sastra, esensialitas sastra itu akan terus berlangsung dan diperjuangkan.   Akhirnya masyarakat akan kaya dengan berbagai informasi dari berbagai fakta yang ada di tubuh puisi, baik yang tradisional, maupun yang u