Malam itu

Puisi-puisi:
Matroni el-Moezany

Malam itu

Malam itu
lembaran –lembaran sabar menunggu
disana aku mengisi senyum
yang membalut ilusi
Angin sepi disana
menirukan Tuhan
tangis hati dan lidah
memekarkan tamu dan konvoi
pada jarum dunia
Lewat raungan malam itu
engkau menyapa dan bercinta
sambil mengusir sunyi
Langit terbuka
bumi membaca
para asongan pahit dan jerit
bagai batu yang membatu
Yogayakarta, 2005

Sepanjang Perjalanan Matahari

Air mata diteteskan
sedang lembaran tales
hijau diranting kering
mengalir kebasahan
menyocok hati yang letih
Di simpang jalanan
sampah harum buat tikus dan lalat
matahari cuma bisa meredamnya
dari atas sana
juga harum bagi rekuh
untuk isap gula nikmat yang tertanam
didalamnya
mentari mengolok-olok
diwaktu meraih tiada lapar dan haus
Yogyakarta, 2005

Keagungan Tuhan

Menjulang bumi dihamparkan dan
diwaktu tatap wajah cantik
Kejernihan mata mengalir
bebatuan, rumput
pucuk cemara melambai
dan mendesis
Bersinar indah rembulan
bagai buah-buahan ranum
dan saripati sang maha bijak
adalah keagungan Tuhan
Yogyakarta, 2005

Penyagga Dunia

Langit tenang kala itu karena
tebarkan sutra keimanan untuk
membahagiakan dunia
Langit tak lagi muram
karena sang sutra melekat
hiasi tubuh alam
dan melati ranum
Alam kasmaran
lihat selinap
kerudung duwet
basa kerikil karena cinta
Pohon sesren melihat
karena indahnya dunia
Yogyakarta, 2005

Pelupuk Jiwa

Potongan hati menjelma jadi kata
terdiam dipelupuk jiwa
memporak-poranda angin yang datang
Bertebaran cahaya
dicakrawala disaat engkau dungu
menatap jiwamu sendiri
yang menbendung karena
benang-benang lelah
dan sinyal tak lagi terdengar
Gelap merunduk
pecah berlobang
Yogyakarta, 2005


Temani Malam

Engkau mengisi malam
bagai trotoar yang melangkah
iringi gerimis
meraba rambut terkulai
Teh dan instan
sudah siap untuk kau telan
Mengalir kepojok-pojok
membelai uang diatas beton
dengan cangkir-cangkir yang digantung
diatas sana oleh pemiliknya

Yogyakarta, 2006

*Matroni el-Moezany kelahiran Sumenep, Madura 03 Maret 1984 Alunmnus Pondok Pesantren Al- Karimiyyah Braji Sumenep, Madura, sekarang melanjutkan studi di pesantren budaya Hasyim Asy’arie (Asuhan KH. Zainal Arifin Thoha budayawan). Aktif di lesehan sastra budaya Yogyakarta juga menjadi jamaah seni kutub Yogayakarta, sekarang menjadi anggota Forum Satra Pesantren Indonesia (FSPI). Tinggal di Minggiran MJII/1482-B Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Pentingnya Etika Memilih Guru dalam Keilmuan

Matinya Pertanian di Negara Petani