Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Teks yang Dilupa

Sejarah adalah waktu. Waktu adalah perjalanan eksistensial seseorang. Waktu adalah aku yang harus terus berjalan memenuhi diriku yang kurang. Kurang dari cahaya. Kurang dari ilmu. Aku banyak belajar dari waktu, karena keseharian merupakan proses untuk mematangkan diri. Walau pun takut gara-gara kenal dengan wanita. Tidak percaya terhadap wanita. Itu hanya sebagian dari waktu yang harus aku renungkan sebagai ladang sunyi dan sebuah perjalanan. Jadi sekarang, harus benar-benar cerdas membaca semesta, karena kecerdasan merupakan ladang yang indah melihat realitas yang sebenarnya. Padahal perjalanan tak semudah yang terbayang mata. Waktu harus aku rengkuh sebagai saku perjalanan untuk terbang ke cakrawala melihat semua dan membaca yang akhirnya aku-lah pemenang dari segalanya. Walau pun ini sangat sulit, tapi setidaknya ada usaha merombak dan membaca tanda-tanda semesta. Dengan membaca semesta atau membaca ‘diri’ lah orang akan paham semuanya.   Membaca adalah senjata paling ampuh m

Bagian Dari Jejak

Pagi itu, pagi yang sebenarnya, Niji mengikuti seminar di salah satu kampus di Yogyakarta dengan tema Peace generation yang di angkat oleh Biji. Salah satu yang hadir adalah dua dosen dan empat mahasiswa. Mereka membahas panjang lebar tentang hal itu, salah satu dosen berkata bahwa kurikulum akademik selalu lambat dan tidak kontekstual, makanya tidak heran kalau ada demo selalu membara, anarkis, karena mereka marah dengan kampus yang tidak tahu realitas, tahunya hanya tatakrama akademik yang sebenarnya tidak mutu dan tidak tahu perkembangan masyarakat. “Peacae generation bergerak untuk pendamaian”   Masalahnya mampukah peace generation mendamaikan masyarakat, jika itu masih berbentuk komunitas dan masih diskusi di ruang maya? Tanya Niji. Sangat sulit memetakkan dan mengatasi masyarakat, Niji tahu itu karena Niji orang lapangan yang tahun betul keinginan masyarakat dan perubahan masyarakat. Kadang masyarakat berkata ‘ya gampang’, tapi ketika di tunggu masyarakat malah bertanya d