Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Partai

Oleh: Matroni Muserang Di pinggir jalan, di rumah-rumah, sudah penuh dengan bendera, stiker, kalender bergambar caleg, dengan berbagai macam partai, lengkap dengan visi dan misinya untuk membangun bangsa Indonesia. Mereka rela mengeluarkan uang triliunan, miliaran rupiah untuk meraup dan mengemis suara pada rakyat, sehingga mereka menang di pentas perpolitikan. ada caleg yang blusukan datang ke rumah warga mendatangi rakyat miskin, rakyat yang teraniaya. Ada juga rumah sakit yang sudah menyiapkan ruang-ruang khusus bagi caleg yang tidak menang, karena sudah menjadi kebiasaan ketika caleg kalah mereka stress, bahkan ada yang mengadu tak rela jika dirinya kalah. Rela menyuap hakim untuk menang. Begitulah pesta, begitulah politik, begitulah yang terjadi di bangsa yang punya banyak agama ini. Secara definitif partai adalah kelompok, golongan politik, pesta, atau barang. Kalau artinya demikian, apa hubungannya partai dengan uang. Apakah memang benar bahwa partai membutuhkan duit

biografi ayah dan cemeti

Sajak: Matroni Muserang Biografi Ayah Pagi telah membuka mataku, anakku Siang perlahan berjalan di atas ubun-ubun Bersama tuak dan keringat cahaya Embun yang membasahi kaki dan bulu betismu Mata telah aku tenggelamkan dalam laut wajahmu Hingga aku dekat dengan keringatmu Dari pundakmu keringat mengalir sepi Mengalir ke tanah yang subur Dari bening matamu Kusimpan rasa tak bertepi Lantaran jejakmu bertaburan puisi Semesta tertunduk rapi, karena Matahari tersenyum Menyebar ruang membasuh sepi Lalu keringat terbang Menjelma matahari Membubung mencipratkan awan hitam Hujan pun menumbuhkan segala makhluk di dadamu Ada hari-hari yang menjelma airmata Ada gelombang rasa yang harus dilampaui, anakku. aku tahu dadamu bergelombang dan airmata tak punya hak untuk ada mungkin tak ada gunanya menutup pintu dari cahaya siwalan yang tumbuh di matamu ia hendak mencari-cari kerinduanku semesta tak mampu menampung kesenangan d

Maklumat Sastra Mistiko, Republika

Maklumat Sastra Mistiko Oleh: Matroni Muserang* Para hadirin semua, para sastrawan, para penyair, para budayawan, para ilmuwan yang masih dan ingin terus membaca, beribadah dan menulis. Assalamualaikum war. wab. Redaksi Kemanusiaan Yth. Bersama ini saya kirimkan esai “Maklumat Sastra Mistik ” meskipun terlalu pendek untuk format kemanusiaan. Karena itu, mohon jangan merasa dipaksakan untuk memuatnya . Anggap saja kiriman ini sebagai pemberitahuan bahwa saya sudah menulisnya. Semua itu saya kerjakan karena saya gelisah sekali dan ingin sekali memberikan jawaban kepada para sastrawan yang terlanjur mengaku penyair/sastrawan dan kritikus sastra. Dan, saya merasa “berdosa” kalau tidak saya umumkan terlebih dahulu. Sekali lagi, jangan segan-segan untuk tidak membaca . Wassalamualaikum war.wab . Maklumat sastra mistik saya hadirkan sebagai bagian dari proses saya dalam dunia sastra selama ini di samping juga untuk merespon berbagai gejolak krisis dalam dunia sastra yang sela

Berjalan di Atas Tanah Sosial yang Gersang

Oleh: Matroni Muserang* Kehidupan terus berjalan, sesuai dengan perubahan sosial ( social change ) dan dinamika kehidupan pun selalu mengarah pada perubahan, begitulah kehidupan selalu berubah. Ketika kehidupan berubah, masyarakat pun pasti berubah, pemikiran pun pasti juga berubah, maka lahirlah kitab-kitab, teks, dan cara pandang yang beragam, pemikiran yang beragam, masyarakat yang beragam, itulah yang disebut dengan dinamika kehidupan. Ketika keberagaman sebuah keniscayaan dan kita sebagai manusia tentu harus menjadi manusia yang “beragam” dalam melihat dinamikan tersebut. Kita harus memiliki inklusivitas dalam melihat fenomena sosial, keberagaman sosial, dan keberagamaan sosial. Dari perubahan-perubahan tersebut pasti memiliki zaman. Karena manusia merupakan anak semua zaman. Zaman Klasik yang di tandai dengan lahirnya pengetahuan dari mitos. Zaman pertengahan yang ditandai dengan pengetahuan berpusat di tangan agama. Zaman modern yang ditandai dengan pengetahuan berpus