Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Merapi Indah Sekali

Merapi Indah Sekali Cahaya matahari dengan tenang menciumi bibirnya Pagi terbuka penuh kenangan, kau pun datang bertamu di kamar Tak kutahu. Pagi itu memberi secercah cahaya Hanya indahmu Hanya ada wajahmu dan cahaya matahari Bibirmu lembab, ciumanmu indah Ciuman yang mencatat garis-garis matahari Ciuman basah kuyup oleh cahaya. Jiwa basah Basah oleh keindahan, bibir pun mengalir cahaya Matanya bening menetes, Dan langit biru berpuisi Cahaya jatuh karena cinta menghijaukan ciuman-ciumanmu Dan terus bercahaya. Bibirmu Begitu indah. Dan cahaya tenang Terus berjatuhan Yogyakarta, 2011 KAYA Sungguh kaya Aku juga kaya akan karya Kadang aku tak paham akan kekayaan Seperti ketakmengertian aku dalam diriku Tapi bila kekayaan dan kematian tak bisa dipisahkan Dan yang indah tidak bisa aku nikmati Melalui suramnya kehidupan Aku tetap di suatu tempat mabuk panjang Pingsang minum bir Tuhan Badan bergetar, barangkali ini suapan awal Dan jejak masa silam menghila

Sebuah Eksistensi Budaya Solo

Oleh: Matroni el-Moezany* Luar biasa, mungkin inilah kata yang tepat untuk memuji Solo Batik Carnival (SBC) pada tanggal 25 bulan Juni 2011 di Solo yang mengangkat tema “Keajaiban Legenda”. Dengan mengundang tiga putri Indonesia sala satunya adalah Nadine Satydharma. Kata “Luar biasa” tidak serta merta bermakna apa adanya, akan tetapi ada dua makna yang harus kita pahami yaitu kekurangan dan kelebihan dari SBC itu sendiri. Kelebihannya semua anggota carnival tampil maksimal dengan costum yang begitu memukau, beragam pernak-pernik yang disuguhkan mulai dari assesoris, dan warna-warni simbol dari legenda Ande-ande Lumut, Nyi Roro Kudul, Dewi Sekartaji dan Roro Jongrang dan lainnya mampu menyihir ribuan penonton di jalan Slamet Riyadi, Solo. Kekurangannya, penonton dibiarkan saja, tanpa ada batas dan upaya untuk mengatur kedisiplinan dari satpam, maupun dari pihak panitia. Penonton memenuhi jalan, ada yang naik pagar, bahkan panggung yang disediakan di sepanjang jalan Slamet Riyadi un

Penghijauan Harus Organik

Oleh: Matroni el-Moezany* Hutan dan pertanianlah yang harus hijau. Ketika berbicara penghijuan, tentunya kita harus menanam pohon dan bertani. Maka kita tidak boleh lepas dari benih. Benih hal penting untuk kita tahu. Benih sumber kehidupan. Benih adalah masa depan. Benih menjadi objek untuk melihat sejauh mana penghijauan yang kita gembor-gemborkan selama ini. Apakah benar penghijauan yang ada lahir dari benil lokal? Tidak cukup kita berkampanye penghijauan. Sangat luas ketika harus berbicara penghijauan, karena akan terkait dengan benih, dan organik. Nusantara adalah negara pertanian. Benih dan pupuk kita memiliki sendiri. Pertanyaanya yang kemudian, mengapa kita harus menggunakan pupuk buatan labolatorium? Padahal alam nusantara sudah banyak menyediakan pupuk yang lebih baik daripada pupuk produk labolatorium. Pupuk organik misalnya. Mengapa penghijauan harus organik? Organik adalah benih lokal, benih nusantara. Benih milik kita sendiri. Jadi benih lokal inilah yang harus kita

Celurit Cinta

Seringkali aku harus melawan Mengucurkan darah Membuat semudera berairmata darah Jangan! Kata Celurit Aku masih punya cinta Yogyakarta, 2011

Mampukah Kraton Eksis Sebagai Simbol Nilai

Oleh: Matroni el-Moezany* Percaturan politik di Yogyakarta sudah dimulai. Begitu banyak kandidat yang akan menjadi pemimpin kota Yogyakarta. Berbagai cara sudah dilakukan untuk menarik hati masyarakat. Di jalanan terpampang foto-foto kandidat yang akan melanjutkan kempimpinan kota Yogyakarta. Ini membuktikan kandidat itu ingin menjadi pemimpin. Saya tahu semua memiliki tujuan yang baik untuk agenda ke depan. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mampukah Kraton Eksis sebagai simbol nilai. Sejak dulu dunia mengenal Yogyakarta terkenal sebagai kota budaya, menjunjung nilai-nilai kebudayaan (local wisdom). Itu terlihat dari kraton Ngayokyakarto Hadiningrat sebagai simbol nilai. Kroton disamping menjadi penarik wisatawan asing juga untuk mengerti bahwa Kroton memang menjadi simbol nilai yang harus dijaga eksistensinya. Kroton sebagai institusi harus dipertahankan. Terlepas apakah raja tersebut ingin mempertahankan nilai-nilai luhur atau tidak, karena Kraton sekali lagi menjadi pusat