Ashar

Dari dhuhur mata ini tak mampu aku lelapkan bersama angin
Lelah pun terasa menyengat tubuh,
Ada banyak cara untuk hilang
Buku sudah aku jadikan waktu
Batu-batu sudah kulenturkan, agar maaf ini menjadi sajak-sajak rindu

Pelan-pelang tubuh ini kuserahkan pada waktu
Padahal kadang aku sangat marah
Untuk mengingat aturan waktu yang kadang mengikat jiwa
Tak terasa kepadatan waktu sudah menjadi-jadi
Menekan detik dada untuk menghadapMu
Ya, kini detak itu sudah terasa sampai pada untuk menghadapMu

Pengok, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani