Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2008

Budaya dan Pencerahan

Oleh: Matroni A el-Moezany* Sekitar 220 tahun yang lalu, Immanuel Kant menulis sebuah risalah kecil yang berjudul "Apa Itu Pencerahan?". Atau dalam bahasa Jerman, aufklarung. Risalah ini merupakan sebuah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kerap dilontarkan banyak intelektual pada masa itu. Menurut Kant, pencerahan adalah bangkitnya manusia dari rasa ketidakmatangan. Sedangkan ketidakmatangan sendiri adalah "ketidakmampuan kita menggunakan penalaran pribadi" dan keinginan untuk selalu merujuk dan menggunakan pendapat orang lain. Manusia menjadi tidak matang bukan karena dia tidak mau berpikir, tapi karena dia takut menggunakan pemahamannya sendiri. Inti dari zaman pencerahan di Eropa di mana Kant sebagai salah satu pionirnya adalah anjuran untuk menggunakan pemahaman sendiri, dan membuang jauh-jauh pemahaman orang lain yang tidak relevan. Selama kita masih bergantung kepada pemahaman orang lain, selama itu pula kita tak akan pernah matang bahkan kita akan ma

Gejolak Valentine dalam Islam

Catatan Hari Valintine 14 Februari Oleh: Matroni A el-Moezany* "Valentine" inilah yang menjadi istilah akrab dan begitu populer disebutkan untuk momentum 14 Februari. Momentum ini menyimpan nilai (value) tersendiri bagi mereka. Sehingga 14 Februari tidak sepi untuk diaktualisasikan sebagai perayaan khusus setiap tahun. Dimulai dari mengemas kado istimewa, melayangkan ucapan "happy Valentine", hingga mengadakan perayaan besar bagaikan perayaan pernikahan. Hal ini dinilai wajar untuk sebuah momentum yang "diistimewakan" itu. Namun, kewajaran tersebut menjadi polemik, bahkan mengundang perbincangan hangat, saat Islam turut ambil bagian untuk mengistimewakan perayaan ini. Valentine yang diyakini sebagai budaya yang lahir dari agama Kristen telah melibatkan sebahagian besar remaja Islam untuk ikut merayakan. Hal ini dinilai salah, sehingga melahirkan justifikasi "haram" bagi umat Islam yang merayakan. Ironisnya, kata-kata "haram" yang difatw